Perayaan tahun baru Imlek hanya tinggal empat hari lagi,
memasuki tanggal 1 bulan 1 tahun 2565 imlek. Warga Tionghoa akan merayakan
kedatangan tahun baru kali ini dengan Shio Kuda Kayu. Di pasar-pasar sudah
mulai terlihat aksesoris, yang menjadi ciri khas perayaan tahun baru Imlek
tersebut, seperti kartu tahun baru, lampion, mercon, kue keranjang bulat, jeruk
bali, dan berbagai aksessoris lainnya.
Apa itu Imlek?
Sin Cia atau Imlek tak ubahnya seperti tahun baru masehi atau
tahun baru Hijriah bagi umat islam. Imlek adalah Tahun Baru Cina. Pada umumnya,
yang banyak merayakan Imlek adalah warga Tiongha. Namun bagi umat lain yang
beraliran sama juga bisa merayakan Hari Raya Imlek. Tahun ini Imlek jatuh pada
tanggal 31 Januari 2014 atau Tahun 2565 bagi orang Cina.
Kata Imlek (Im=bulan, Lek=penanggalan) berasal dari dialek
Hokkian atau Bahasa Mandarin-nya Yin Li yang berarti kalender bulan (Lunar
Newyear). Menurut sejarahnya, konon Sin Cia merupakan sebuah perayaan yang dilakukan
oleh para petani di China yang biasanya jatuh pada tanggal satu di bulan
pertama di awal tahun baru.
Perayaan ini juga berkaitan erat dengan pesta menyambut musim
semi. Perayaan imlek dimulai pada tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada
tanggal 15 bulan pertama atau yang lebih dikenal dengan istilah Cap Go Meh.
Perayaan Imlek meliputi sembahyang Imlek, sembahyang kepada Sang Pencipta/Thian
(Thian=Tuhan dalam Bahasa Mandarin), dan perayaan Cap Go Meh. Tujuan dari
sembahyang Imlek adalah sebagai bentuk pengucapan syukur, doa dan harapan agar
di tahun depan mendapat rezeki yang lebih banyak, untuk menjamu leluhur, dan
sebagai media silaturahmi dengan keluarga dan kerabat.
Imlek adalah tradisi pergantian tahun. Sehingga yang
merayakan Imlek ini seluruh etnis Tionghoa apapun agamanya, bahkan menurut
Sidharta, Ketua Walubi, masyarakat Tionghoa Muslim juga merayakan Imlek.
Asal-usul Imlek berasal dari Tiongkok. Hari Raya Imlek
merupakan istilah umum, kalau dalam bahasa Cina disebut dengan Chung Ciea yang
berarti Hari Raya Musim Semi. Hari Raya ini jatuh pada bulan Februari dan bila
di negeri Tiongkok, Korea dan Jepang ditandai dengan sudah mulainya musim semi.
Dulunya, Negeri Tiongkok dikenal sebagai negara agraris.
Setelah musim dingin berlalu, masyarakat mulai bercocok tanam dan panen.
Tibanya masa panen bersamaan waktunya dengan musim semi, cuaca cerah,
bunga-bunga mekar dan berkembang. Lalu musim panen ini dirayakan oleh
masyarakat. Kegembiraan itu tergambar jelas dari sikap masyarakat yang saling
mengucapkan Gong Xi Fa Cai, kepada keluarga, kerabat, teman dan handai taulan.
Gong Xi Fa Cai artinya ucapan selamat dan semoga banyak rezeki.
Adat ini kemudian di bawa oleh masyarakat Tionghoa ke manapun
dia merantau, termasuk ke Indonesia. Dulunya, pada masa Bung Karno, perayaan
ini boleh dirayakan tapi ketika masa Orde Baru, perayaan Imlek dibatasi.
Presiden Soeharto mengeluarkan SK yang isinya mengizinkan, namun dirayakan di
tempat tertutup. Setelah reformasi bergulir, pemerintah memberikan kelonggaran,
terutama pada masa pemerintahan Gus Dur. Hari Raya Imlek menjadi hari
fakultatif dan nantinya ada kemungkinan Imlek dijadikan salah satu hari besar
nasional.
Sekarang tergantung pemerintah. Kalau pemerintah menganggap
Imlek adalah bagian dari adat istiadat, tidak perlu dilarang, kata Herry
Bastian, Ketua Penasehat Forum Kesatuan Masyarakat Riau. Contohnya bahasa
Mandarin, dulu pemerintah juga melarang, tapi sekarang malahan menganjurkan
untuk mempelajari dengan mendirikan sekolah-sekolah bahasa Asia seperti Mandarin
dan Jepang.
Menurut Herry, semakin banyak menguasai bahasa bangsa lain,
pengetahuan semakin luas. Dan semakin tahu apa kelebihan dan kebaikan dari
bangsa lain. Saya sering katakan Bung Karno dulunya bersekolah di Sekolah
Belanda, tapi dia bisa memimpin rakyat Indonesia melawan Belanda.
KH Bachtiar Daud mengatakan Imlek bukan peringatan suatu
agama yang ada di Indonesia, tapi, suatu hari raya pada umat Konghucu, yang
pada umumnya mereka adalah orang-orang Cina.
Berikut ini adalah sejumlah tradisi yang dilakukan menjelang
dan selama Imlek serta berbagai makna yang tersembunyi dibaliknya:
1. Menyapu rumah
Sehari sebelum Imlek Anda perlu menyapu rumah sebagai simbol
membuang semua kesialan sehingga tersedia cukup ruang untuk keberuntungan.
Setelah itu, jauhkan semua peralatan seperti sapu dan sikat dari jangkauan.
Jangan menyapu rumah di hari pertama tahun baru karena hal itu dipercaya akan
ikut menyapu semua keberuntungan.
2. Serba merah
Warna merah diasosiasikan dengan Tahun Baru China karena
dipercayai sebagai warna yang ditakuti nian. Dalam mitologi Tionghoa, nian
adalah sejenis mahluk buas yang hidup di dasar laut atau di gunung. Sekali pada
saat musim semi atau sekitar tahun baru Imlek, mahluk itu keluar untuk
mengganggu manusia terutama anak-anak. Jika Anda memiliki pakaian merah, busana
tersebut sangat baik dikenakan pada saat Imlek. Hindari pakaian bewarna putih
karena melambangkan kematian.
3. Mengisi angpao
Orang yang lebih tua biasanya memberikan angpao berisi uang
kepada anak-anak kecil. Anda tidak perlu memberikan uang dalam jumlah besar,
namun uang yang diberikan harus berupa lembaran baru. Hindari memberikan uang
logam sebagai isi angpao.
4. Nampan kebersamaan
Pada saat Imlek biasanya disajikan makanan di atas sebuah
nampan berbentuk bulat atau segi delapan, yang disebut sebagai nampan
kebersamaan. Isi nampan tersebut yakni permen, kacang-kacangan, biji-bijian,
atau buah-buahan kering.
5. Makanan
keberuntungan
Jangan lupa menyajikan makanan keberuntungan seperti mie yang
tidak dipotong yang mewakili umur panjang. Siapkan pula kue bola yang
menyerupai bentuk uang China zaman dulu yang mewakili kekayaan.
6. Kembang api
Kembang api merupakan salah satu pertunjukan yang sangat
populer untuk memeriahkan Imlek, karena suara gaduhnya dipercaya membuat mahluk
jahat ketakutan. Akan tetapi, ketika merayakannya di rumah pastikan tetangga
tidak merasa terganggu dengan suara berisik yang Anda ciptakan.
Imlek pun sangat identik dengan hujan, bagi masyarakat kita
hujan malah membuat malas beraktifitas namun berbeda untuk masyarakat Tionghoa
dikala Imlek, hujan sepanjang perayaan
imlek pun dikaitkan sebagai sumber rezeki, dengan turunnya hujan maka banyak
rezeki yang berdatangan di muka bumi.
Namun, yang sangat penting adalah menyambut Tahun Barun Imlek
dengan cara membersihkan hati, menyucikan nurani, dan tekad berusaha lebih baik
di tahun mendatang.
Gong Xi Fa Cai!
0 komentar:
Post a Comment